cek hotel & penerbangan harga murah !!!

Lamunan Malam Senin

Written By Unknown on Minggu, 17 Juni 2012 | Minggu, Juni 17, 2012


edge
Berjalanku selalu mundur, entahlah tiada yang bisa aku bendung selalu melangkah kebelakang seperti, masa dibelakangku selalu mengejar-ngejar aku tiada putus asa dan terus ingin membawaku kedalam liang-liang kehancuran yang terus aku torehkan. Sekilas terbayang dalam lamunanku pada saat aku masih begitu gagahnya, masih seperti donjuan dan masih seperti perdana mentri yang tamak dan serakah jugah berkuasa, wanita berseliweran silih berganti tiada henti, bau arak merebak setiap hari, uang terhambur bagaikan ongokan mainan kertas yang tidak berarti dan tiada hari tanpa kejahiliaan. pokoknya fun, happy, senang-senang dan selalu bergelimang dengan noda-noda dari orang-orang yang kutindas, kukucilkan, kupenjarakan bahakn kuhina sedemikian rupa, mereka mengemis aku usir, mereka minta makan sedikit aku dorong pokoknya tiada ampun bagi mereka yang malas bagikudan dimataku… bagaimana aku mau memberi sesuatu sedangkan aku berdiri seperti sekarang ini saja penuh dengan perjuangan melewati duri dan onak bahkan harus menipu, menjilat, menjatuhkan dan sikut sana dan sini….. wuiehhh pokoknya hajar terus haram jadi halal…
Temanku banyak dan bertanduk dua semuanya , mukanya merah karena setiap hari menemaniku mabuk dan indehoi, pokoknya nikmat dunia terasa indah dan dan hanya aku dan teman-temanku yang memiliki muka busuk yang selalu ada dan hidup…
Seketika aku terjerembab, terjatuh, merintih terus menagis bahkan meraung-raung, hartaku habis, wanitaku pergi semuanya, kawan-kawanku mempecundangiku, pergi entah kemana, aku semakin jatuh lagi istriku pergi, anak-anakku tiada yang mau menemaniku, aku sendiri sekarang dalam dunia yang sunyi dalam dunia yang tiada aku kenal, aku terkapar, aku pingsan dan aku terseok-seok……. hancur  dan luluh lantah bathinku sepertinya dunia tidak mau menemaniku…
Dalam kesedihan yang teramat dalam, orang-orang yang dulu aku hina, aku kucilkan, aku tindas datang menemui, menjengukku, menjagaku, memberikan aku sesuap makanan dan segelas air dan dahagaku mulai terasa hilang, aku melihat mereka semuanya begitu baik padaku, tersenyum, aku dipeluknya dan aku memeluknya, aku menagis sejadi-jadinya terhadap mereka yang sudah aku sakiti begitu rupanya tapi mereka begitu baiknya membalasku. Tak terasa sebuah tangan yang halus mengapaiku dan menuntunku kesebuah sungai yang luas, air yang dingin dan sejuk aku rasakan saat sahabat baruku mengajariku cara-cara membasuh muka, hidung, tangan, kuping dan kaki dan aku meraskan sesuatu yang hilang selama ini dihatiku, sebuah ketenangan yang sangat lembutnya membasuh juga hatiku. sahabtku terus menuntunku berjalan kesebuah bagunan yang sangat sederhana tidak seperti kerajaanku dulu yang luas dan mewah bahkan setelah aku berada didalamnya hanya hamparan kain lusuh yang terbentang. aku tertengun, “apakah gerangan nama bagunan ini?” kok seperti ini?” dan lamunan ku buyar saat seseorang sepertiku berdiri mengucapkan lapaz yang sering aku dengar tapi tidak pernah aku perdulikan begitu syahdunya dan tenangnya, aku terbawa dalam kedamaian yang selama ini hilang dan tak seberapa lama sahabtaku mnegajakku untuk berdiri sejenak dan aku terheran-heran gerakan apa yang barusan aku lakukan, berdiri, bungkukkan badan, bersujud, duduk dan berdiri lagi, aku teringat kembali disaat ku kecil orang tuaku mengajarin semua gerakan ini dan setelah dewasa dan meiliki kerajaan kecil aku terlupa. Tak terasa air mataku menetes dan terus menetes membasahi pipi dan temapat sujudku… ah.. rasanya damai sekali dan tiada yang dapat mengalahkan kedamaian itu……
Dan tanpa sadar aku berucap Ya Allah, aku sering melupakanMu, aku sering tidak mengingatMu disaat orang melapazkan seruan untuk bersujud sejenak, Ya Allah aku adalah hambamu yang hina dina, aku adalah sampah dimataMu yang tiada berguna.. Ya Allah apakah Engkau masih mau menerimaku disaat kemiskinanku datang, disaat tiada aku memiliki kawan? Ya Allah aku bersujud padaMU..
Tak terasa peluhku keluar dari tubuh yang lemah ini, tak berdaya dan tak berupaya lagi, aku terbawa dalam keheningan sesaat disaat seseorang menyapaku “Biarkanlah masa lalu itu menjadi pelajaran dan hikmah bagimu dan jadikanlah hari ini menjadi detik kebaikanmu untuk masa depanmu kelak. percayalah Allah Maha Melihat Hati setiap umatnya dan Dialah Yang Tidak Pernah Tidur”